Langsung ke konten utama

Tidak Hanya 3M Plus, Cegah Demam Berdarah dengan Tindakan Ini

 



 

Pindah ke hunian baru menjadi salah satu resolusi keluarga kecilku di tahun ini. Kami mendapatkan tempat yang cocok, masih di tengah kota, namun tidak begitu hiruk, dekat dengan kawasan asri, dan minim polusi. Perjalanan kami menjadi kontraktor pun selesai (tukang ngontrak rumah hehehehe).

 

Bukan dekat dengan kawasan asri sebenarnya, tetapi di depannya langsung. Setelah jalan beraspal di depan rumah, terdapat sederetan ilalang dan pepohonan. Begitu pula kebun belantara di samping rumah, lebih luas dan rimbun.

 

Anakku, Ainun senang sekali bermain di halaman dan di jalanan aspal. Penghuni belum 100% full, ditambah rumah berada di nomor 2 paling pojok, membuatnya nyaman beraktivitas di depan rumah tanpa gangguan. Bermain sepeda, bermain air dan pasir/tanah, membaca buku, berlari, mengumpulkan dedaunan.




 

Hal yang mengkhawatirkan ialah ketika nyamuk mulai berdatangan. Biasanya mereka muncul di atas pukul 15.00 sampai 18.00. Terkadang muncul di pagi hari, meskipun tidak setiap hari. Bentol-bentol di kaki dan lengan tak terelakkan.

 

Tidak sampai di situ, paling was-was jika di antara nyamuk yang terbang, terdapat Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kan terbayang-bayang kengeriannya kalau sampai digigit.

 

Kedua nyamuk ini pelaku utama penular virus Dengue. Betah banget di Indonesia, sampai-sampai dari Sabang sampai Merauke menjadi wilayah Endemis. Ya, karena Indonesia beriklim tropis dengan curah hujan yang tinggi, juga suhu yang lembap dan panas. Jadi, mereka suka dan mudah berkembang biak.

 

Oleh karenanya, setiap tahun, kasus Demam Berdarah (selanjutnya aku sebut DBD) di Indonesia selalu ada di berbagai daerah. Kabarnya kasus pada 2022, meningkat daripada 2021.

 

Kasus DBD Saat Covid-19

 

Kasus DBD pada 2021 berjumlah 73.518, yang tersebar pada 34 Provinsi dan 474 Kota/Kabupaten, dengan 705 kematian, Data ini dilansir dari https://ptvz.kemenkes.go.id.

 

 

 

Mundur satu tahun sebelumnya, jumlah penderita DBD pada 2020 sebanyak 103.509, dengan jumlah Kota/Kab. terjangkit sebanyak 475. Jumlah kematian sebanyak 725 jiwa. Data ini dilansir dari https://p2pm.kmkes.go.id.

 


Pada 2022, jumlah kasus kembali meningkat, yaitu 143.266. Jumlah kematian pun meningkat menjadi 1.237 jiwa. Dari jumlah kematian ini 73% merupakan anak-anak berusia 0-14 tahun. Terdapat 5 kota tertinggi terjadinya kasus DBD, yaitu Kota Bandung, Bandung, Kota Bekasi, Kota Medan,  dan Kota Bekasi. Data ini dilansir dari https://p2pm.kemkes.go.id/publikasi/infografis/info-dbd-minggu-ke-24-2023.

Bagaimana dengan 2023? Sampai minggu ke-24, kasus DBD sudah mencapai 38.625 dengab kasus kematian 293. Untuk 5 Kota dengan kasus tertinggi, yaitu Kota Denpasar, Kota Bandung, Badung, Bima, dan Gianyar.

(

Siklus Pelana Kuda yang Perlu Diperhatikan

DBD tidak hanya mengintai anak-anak, namun juga orang dewasa. Akan tetapi, anak-anak terutama yang masih usia dini, banyak yang belum dapat mengutarakan apa yang sedang dirasa. Semua diawali dengan demam tinggi, sehingga orang tua kerap kali bertanya-tanya, apakah demam ini karena influenza, Covid-19, thypus, atau DBD.

 

Trowback ke 2021 yang lalu, salah satu teman mengabarkan putri kecilnya meninggal karena DBD. Aku sangat prihatin, turut sedih, hati ikut kacau juga. Ia bercerita, proses awal hingga sang buah hati dinyatakan meninggal dunia. Baik dirinya maupun orang di sekelilingnya tidak ngeuh jika almarhumah terserang infeksi DBD. Tidak ada yang paham akan tanda-tanda yang dialami sang buah hati. Dari sini aku simpulkan sekilas, ternyata belum semua orang paham dengan gejala DBD, meskipun kasus ini merata di Indonesia dan terjadi setiap tahun.

 

Soal demam, aku sendiri bukan orang yang buru-buru ke dokter dan buru-buru memberikan obat penurun demam. Sebab, aku yakin demam merupakan pasukan imun yang sedang melawan virus/ bakteri. Walaupun setiap demam menyerang anakku, aku bertanya dalam hati, kira-kira virus apa yang mampir. Baru ketika demam tetap tinggi di hari ketiga, rumah sakit menjadi tujuan pertamaku.

 

Pada DBD, ada yang namanya Siklus Pelana Kuda yang akan dialami penderita. Terdapat 3 fase pada siklus ini, yaitu fase demam tinggi, fase kritis, dan fase penyembuhan. Agar dapat tertangani dengan baik dan segera, hal yang paling utama dilakukan ialah kenali gejalanya, lalu ambil tindakan segera.




 

Bincang Santai Tentang Demam Berdarah Dengue




 

Bertempat di Ballroom Hotel The St. Regis Jakarta, bincang Santai Tentang Demam Berdarah Dengue, diselenggarakan pada 14 Mei 2023. Menghadirkan pembicara yang ahli di bidangnya, yaitu dr. Fita Moeslichab, Sp.A. Kemudian ada Ringgo Agus Rahman & Sabai Morscheck, serta Tika Bisono. Acara ini dimoderatori oleh dr. Madeleine Ramdhani Jasin, Sp.A(K).

 

Perbincangan ini tidak hanya santai, tapi juga seru, kadang tegang dan membuat hati mencelos, trenyuh, prihatin, campur aduk. Apalagi ketika mendengar cerita Bunda Tika Bisono yang kehilangan sang putri karena terinfeksi DBD. Hati ini terasa krenyes-krenyes, mata turut berkabut.

            “Syok anak meninggal, kuat, psikolog gitu lho, teryata bubar jalan,” ungkapannya mengingat masa-masa awal kehilangan buah hati.

 

Aku juga jadi tahu dari sharing Ringgo, ternyata terinfeksi DBD bisa berulang kali. Hal ini terjadi padanya ketika berusia 15 tahun dan pada 2022 yang lalu. Sementara itu, Sabai pernah terinfeksi pada usia remaja. Anak kedua mereka juga terinfeksi DBD ketika berusia 13 bulan. Si buah hati sampai trauma terhadap nakes, hanya melihat pakaian nakes, sudah membuat ketakutan sampai menangis dan berteriak. Ini sama persis seperti anakku pasca terinfeksi Covid-19. Melihat orang menggunakan APD saja, langsung menangis kencang.

            “Kesedihan orang tua ketika anak sakit, seperti tidak bisa melakukan apa-apa,” ucap Ringgo mewakili perasaan semua orang tua.

 

Tak kalah seru dengan sharing pengalaman berkaitan dengan DBD, dr. Fita memberikan gambaran kepada peserta tentang gejala DBD, pencegahan, dan bagaimana jika terinfeksi. Dokter Fita juga menjelaskan tentang Vaksin Dengue yang sudah diperbarui, berdasarkan penelitian dan percobaan terakhir.

 

Tidak hanya bincang-bincang, pada event ini juga terdapat quiz dan 360 potobooth. Sayangnya karena aku terburu-buru jadi tak sempat berfoto. Nyesel deh sekarang hehehehe.

 

 

 

Vaksin Dengue

 

Kini vaksin Dengue sudah bisa untuk anak usia 6 tahun hingga orang dewasa usia 45 tahun. Pemberian dosisnya sebanyak 2x dengan interval 3 bulan. Sebelumnya, pada 2017 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan pemberian vaksin dengue hanya untuk anak usia 9-16 tahun, dengan dosis sebanyak 3x, berjarak 6 bulan. Kemudian rekomendasi IDAI 2020 menyebutkan, vaksin DBD diberikan untuk anak usia 9-16 tahun, dengan seropositive dengue yang dibuktikan adanya riwayat pernah dirawat dengan diagnose dengue.

 

Vaksin ini dapat mencegah infeksi DBD dan risiko rawat inap. Jadi, vaksin dengue bisa dikatakan sebagai langkah awal dalam mencegah DBD. Walaupun demikian, vaksin dengue bukan jaminan seseorang tidak akan terjangkit demam berdarah. Hanya saja, ketika terjangkit, risikonya lebih rendah dibandingkan tidak mendapatkan vaksin. Ya, sama seperti vaksin-vaksin lainnya, layaknya teras tanpa atap dan dengan atap. Vaksin seumpama atap, walaupun hujan tetap akan tempias, namun tidak sebasah ketika tanpa atap.

 

 

 Langkah-Langkah Pencegahan DBD

 

Setiap mendengar dan membaca pencegahan DBD, ingatan ini langsung tertuju ke iklan layanan masyarakat 3M. Iklan tersebut melekat banget hingga sekarang. Pemerintah meluncurkan ini sebagai langkah awal pencegahan DBD sekaligus mengajak masyarakat untuk peduli terhadap kebersihan lingkungan.

 

Pasti sudah hafal di luar kepala ya, apa saja 3M Plus. Tapi akan tetap kembali kutuliskan, agar informasi ini bisa menjadi pengingat bersama.

Menguras

Tempat-tempat yang berpotensi untuk menampung air dan membentuk genangan air, perlu dikuras minimal satu minggu sekali.

Menutup

Penyimpanan air ditutup rapat agar tidak menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Jendela, pintu, ventilasi juga ditutup atau diberi penutup antinyamuk, agar nyamuk tidak mudah masuk ke dalam rumah.

Mendaur Ulang

Mendaur ulang barang-barang bekas nonorganik dan organik agar lebih bermanfaat, serta tidak menjadi tempat nyamuk bersarang.

Plus

Konsep ini sebagai tambahan atau bisa disebut sebagai penyangga konsep 3M. Berikut hal-hal yang dapat dilakukan:

1.    Memelihara ikan  pemakan jentik nyamuk

2.    Menggunakan lotion antinyamuk

3.    Memasang kawat kasa pada ventilasi/jendela

4.    Membersihkan lingkungan secara bekala dengan gotong-royong

5.    Memeriksa dan membersihkan tempat penampungan air

6.    Meletakkan pakaian kotor atau pakaian bekas pada wadah tertutup

7.    Menaburkan larvasida pada penampungan air

8.    Memperbaiki saluran dan talang air yang tersendat

9.    Menanam tanaman pengusir nyamuk, seperti lavender, serai, kemangi, marigold, rosemary, dll.




 

Dalam perjalanan penerapan 3 M Plus ini, ternyata belum optimal untuk menurunkan kasus infeksi demam berdarah. Oleh karenanya, pemerintah dalam hal ini kementerian Kesehatan melakukan pencegahan inovatif lainnya. Seperti vaksin yang sudah aku bahas sebelumnya.

 

Pemerintah juga mulai menggunakan inovasi Wolbachia. Inovasi ini dilakukan dengan cara melepaskan nyamuk yang mengandung bakteri Wolbachia. Tujuannya untuk menggantikan populasi nyamuk yang dapat menyebabkan DBD. Kemampuan nyamuk yang terinfeksi Wolbachia untuk menularkan virus ke manusia, sangat rendah.

 

Keluarga Menunjukkan Tanda-Tanda DBD, Lalu Bagaimana?

 

 

Ketika demam sudah hadir, hendaknya amati selalu gejala-gejala lain. Keluarga juga dapat melakukan pertolongan pertama, seperti:

1.    Meminta penderita untuk tidak beraktivitas berat

2.    Memperhatikan asupan cairan minimal 2 liter per hari, jangan sampai dehidrasi

3.    Mengompres dengan air hangat.

4.    Perhatikan siklus pelana kuda.

Jika penderita mulai lemas, mimisan, muntah-muntah, segera bawa ke sarana kesehatan untuk mendapatkan pertolongan lanjutan.

 

Jadi, ketika sudah pernah terinfeksi DBD, tidaklah mengapa. Mari mulai melakukan pencegahan agar tidak terinfeksi kembali, juga untuk melindungi keluarga yang belum pernah terinfeksi. Jangan lupa untuk konsultasi ke dokter tentang vaksin dengue, ya.

 

Untuk mendapatkan informasi lengkap mengenai DBD, baik ciri-ciri, mitos & fakta, informasi terkini, bisa dilihat pada instagram @cegahdbd.id atau website https://cegahdbd.com/.

 

C-ANPROM/ID/QDE/0014 | Aug 2023

 

 

 

Komentar

  1. Penting banget vaksin DBD ya. Buat mencegah terkena demam berdarah. Agar kasus DBD menurun juga

    BalasHapus
  2. Sebenarnya udah ada dari lama. Cuma yang ini lebih digencarkan dan beda interval pemberian

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Implora Day to Day Series, Tampil Manis dengan Make Up Minimalis

  Bisa make up dengan tenang tanpa direcokin anak pasti jadi dambaan perempuan dewasa. Ya, sebagaimana fitrahnya perempuan, yaitu bersolek. Merias diri agar tampak apik dipandang mata, menjadi hal naluriah. Sementara itu, sebagian ibu dengan anak balita, merias diri bisa menjadi aktivitas yang sangat menantang. Apalagi yang belum kenal dengan Implora Day to Day Series. Untungnya Implora series ini baru ada di akhir 2023, yang mana anakku sudah mulai memasuki masa kanak-kanak. Coba masih bayi, aku harus menyembunyikan dengan berbagai cara. Biar tim ungu series yang manis ini tak lekas rusak, sebelum habis dipakai. Paham kan ibu ibu di pelosok tanah air? 😁 Pas banget, ketika Implora day to day Series ini launching , aktivitasku semakin padat. Sejak Desember, aku mulai sering diminta menjadi narasumber, pemateri, atau pengisi acara. Di samping itu, kerap kali ada acara orang tua di sekolah. Aku butuh banget make up yang bisa dipakai sat set, plus dapat dibawa kemana-mana dengan mudah. Ak

Mau Kuku Tampil Cantik? Implora Nail Polish Bikin Makin Percaya Diri

  Ngomongin soal nail polish atau cat kuku, atau kutek, tidak seperti ngomongin lipstik. Perempuan yang memilih tidak memakai nail polish, lebih banyak daripada yang memilih tidak memakai lipstik. Tetapi, memakai nail polish sebenarnya hal yang lumrah. Ya, karena bagian dari fitrah perempuan, yang demen banget bersolek. Bahkan menggunakan nail polish, bisa bikin makin percaya diri. Apalagi kalau pakai Implora Nail Polish. Kapan aku mengenal nail polish, tentu sejak kecil 😁. Namun ketika berada di bangku kuliah, aku selalu memakai nail polish berwana hitam. Gemes sama warna ini. Ini berlangsung sampai aku bekerja. Tentu pakainya ketika si tamu bulanan datang 😁. Sejak hamil dan melahirkan, aku berhenti memakai nail polish. Hingga anak perempuanku, keranjingan memakai nail polish sejak usia 3 tahun. Kemudian di usianya yang ke-6, aku mulai berpikir, untuk mencoba memakai nail polish lagi. Karena, ia akan senang, dan merasa semakin dekat, jika aku masuk ke dunianya. Daaan kutemukan si Im

Punya Bibir Gelap? Coba Ombre Pakai Implora Urban Lip Cream Matte

    Memilih Lipstik berdasarkan berdasarkan warna kulit dan warna bibir itu, bagiku cukup rumit. Apalagi dulu aku asal pakai saja. Bahkan sering lebih memilih meminta pendapat teman. Namun, s aat ini aku sudah bisa memilih warna lipstik sendiri. Lipstik yang cocok untuk bibirku yang agak gelap dan kulitku yang sawo matang. PR berikutnya ialah membuat gradasi di bibir seperti orang-orang. Aku tidak bisa. Berulang-ulang membuat ombre, gagal. Bahkan warna tak sesuai. Malah membuat makin gelap dan kurang fresh . Hingga akhirnya aku berhasil membuat ombre, walaupun masih belum mahir. Kemudian aku mencoba menggunakan Implora Urban Lip cream Matte. Ulasannya bertebaran di mana-mana, siapa tahu cocok di bibirku. Implora Urban Lip Cream Matte Implora Urban Lip Cream Matte dibuat dengan formula lembut, dengan kandungan vitamin E. Vitamin E ini memiliki fungsi sebagai antioksidan. Oleh karena itu, Lip Cream ini dapat membantu menjaga kelembapan bibir dengan alami. Ada banyak pilihan