Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

[IDVolunteering] Ketika Mimikri Menjadi Jalan

  “ Remember that the happiest people are not those getting more, but those giving more .” ― H. Jackson Brown Jr. Ketika kau memberi, maka kau akan merasakan rinai-rinai bahagia di dinding hatimu. Kebahagiaan itu jauh abadi dibanding ketika kita hanya menerima. Maka tak usahlah kau bersegan diri untuk memberi, membagikan apa yang tertinggal pada tilas di neuro atau sesuatu yang kau genggam. Dan suatu pagi ketika bangun, kau akan merasakan bahwa dirimu mampu untuk menyemaikan kemanfaatan. Relawan  tak dapat terlepas dari peran memberi dan membagi. Lalu, apa yang membuatmu terpaut untuk menjadi relawan ? Karena kau peduli. Peduli akan segala hal yang mendatangkan kebahagiaan, kemanfaatan, perubahan, dsb. Berbicara tentang relawan , membuat seluruh episode ketika berada di lapangan kembali menayangkan diri. Salah satunya adalah ketika harus bermimikri. Tunggu dulu, mimikriku ini tak seperti Si Swallowtail yang meniru gaya ular hijau ketika burung pemangsa melintas. Namun

Masa Remaja, Masa yang Berapi-api

www.memobee.com                                                       Kata orang, masa remaja itu masa ketika seorang anak sedang mencari jati diri. Ada yang bilang juga bahwa masa remaja itu adalah masa emas dalam mengembangkat bakat, potensi diri dan kreatifitas. Nah, oleh karena itu ketika masa remaja datang, sayang banget deh kalau sampai tidak dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin. Mirip dengan intan berlian, harus senantiasa digosok agar makin cling… cling… cling. Menikmati masa remaja itu… Indah banget. Iya apa iya? Jangan sampai nyesel deh melewatinya tanpa melakukan apa pun. Awas jangan kebanyakan bengong (ayolah bergerak dan bangun dari tempat dudukmu).                                                                Dunia remaja identik dengan dunia eksperimen. Bagaimana tidak? Ketika memasuki usia remaja, otak secara otomatis membuat kamu senang mencoba banyak hal dan baru (ssstttt, bukan ajang coba-coba baju yah). Tak terkecuali, berbagai tantangan i

Prusik Merah Jambu

Oleh: Meka Nitkaw          Baru saja aku menolehkan kepala ke kiri, dengan desisan ucapan salam dari katupan bibirku, ketika suara kemresek patah-patah mengganggu kedua lubang telingaku. Belum juga sajadah yang mengantarkanku ke ujung sholat zuhur terlipat rapi, tanganku meraih handy talky Kenwood TH-255A berantena 30 sentimeter. Cepat. Tanpa jeda.          Sreeeet…. “Hiu lima…. Hiu lima…. Ini Hiu satu, ganti,” panggilan ketiga yang terus menderu. Buru-buru jari telunjukku menekan tombol persegi panjang tumpul di ujung atas. “Masuk…. Masuk…. Hiu satu, di sini Hiu lima, ganti.” Kemeja orange dengan badge bulat perpaduan warna kuning hijau bersiluet peta Indonesia di lengan kiri, siap membalut tubuh kekarku.  “Tiga target terlihat. Lima ratus meter. Arah sudut empat puluh lima derajat dari Bandung Timor (1),  ganti,” rentetan informasi meluncur jernih dari Hiu satu, Korlap di KRI Bung Tomo. “ Lapan enam (2).  Pasukan siap, sepuluh l