“Ibu, nanti sekolah SD seru enggak? Bisa main enggak? Banyak nulis enggak?” Celoteh Ainun, puteri kecilku pada suatu sore. Aku pun menghentikan aktivitas yang sedang kukerjakan, memandang wajahnya, lalu diam sejenak. “Insya Allah seru kok, mungkin sudah mulai menulis, tapi tidak dipaksa kalau belum bisa. Kalau main, masih bisa kok, kan ada ayunan, perosotan. Tapi waktu bermain di sekolah tidak sebanyak seperti di TK.” Ainun tersenyum, sementara pikiranku meracau, “Padahal kan di rumah dia suka menulis dan membuat cerita. Kok khawatir kalau banyak menulis.” Sejenak hatiku mencelus, pernyataan Ainun membuatku berpikir, “Duh nanti bisa gak ya mengikuti pelajaran di SD. Bakal bosan gak ya? Anak ini mudah bosan. Insya Allah pasti bisa dia. Bisa. Bakal enjoy ,” batinku antara yakin tapi sedikit khawatir. Sebelumnya keyakinanku sudah 100%, hingga Ainun beberapa kali menanyakan pertanyaan tadi. Kelebat bayangan seperti film dokumenter pun bolak-balik bertandang. Bayangan orang-orang, yang bi
Untungnya, bumi masih berputar Untungnya, kutak pilih menyerah Untungnya, ku bisa rasa Hal-hal baik yang datangnya belakangan (Untungnya Bumi Masih Berputar by Bernadya) Lagu yang sedang tenar ya, di mana-mana. Sendu, dengan makna yang mendalam. Membuatku merenung, berpikir sejenak. Betul juga ya berkali-kali hal-hal baik datang belakangan, setelah melalui hal-hal yang kurang baik atau membuat tidak nyaman. Untung banget bumi masih berputar, sehingga aku masih punya banyak kesempatan untuk mengembangkan diri, walaupun telah menjadi ibu. Seperti ikutan workhsop, talkshow, bahkan mengikuti berbagai komunitas yang bermanfaat. Emang boleh seaktif itu? Boleh dong, asal mendapatkan izin serta rida dari suami, dan tetap mengomunikasikan segala aktivitas kepada anak. Juga tidak abai dengan pengasuhan anak serta kewajiban sebagai istri. Kalau soal kerjaan rumah sih, dikerjakan bareng-bareng, ya walauapun ada aja yang ke- skip ketika aku pergi hihihihi. Ikut Pelatihan Kepenulisan Selama 3 Har