Langsung ke konten utama

Anak Mau Masuk SD Tetapi Belum Bisa Calistung? Ini Hal-Hal yang Perlu Dipersiapkan Orang Tua

 



“Ibu, nanti sekolah SD seru enggak? Bisa main enggak? Banyak nulis enggak?” Celoteh Ainun, puteri kecilku pada suatu sore.


Aku pun menghentikan aktivitas yang sedang kukerjakan, memandang wajahnya, lalu diam sejenak.


“Insya Allah seru kok, mungkin sudah mulai menulis, tapi tidak dipaksa kalau belum bisa. Kalau main, masih bisa kok, kan ada ayunan, perosotan. Tapi waktu bermain di sekolah tidak sebanyak seperti di TK.”


Ainun tersenyum, sementara pikiranku meracau, “Padahal kan di rumah dia suka menulis dan membuat cerita. Kok khawatir kalau banyak menulis.”


Sejenak hatiku mencelus, pernyataan Ainun membuatku berpikir, “Duh nanti bisa gak ya mengikuti pelajaran di SD. Bakal bosan gak ya? Anak ini mudah bosan. Insya Allah pasti bisa dia. Bisa. Bakal enjoy,” batinku antara yakin tapi sedikit khawatir. Sebelumnya keyakinanku sudah 100%, hingga Ainun beberapa kali menanyakan pertanyaan tadi.


Kelebat bayangan seperti film dokumenter pun bolak-balik bertandang. Bayangan orang-orang, yang bilang pelajaran SD sekarang susah-susah. Bayangan teman Ainun yang mogok sekolah.


Guru dan Teman Baru

Hari pertama masuk sekolah pun sampai. Selama 5 hari Ainun mengikuti MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah). Ini juga menjadi hal yang mendebarkan buatku, yang mana Ainun pernah kesulitan beradaptasi ketika berganti guru. Juga butuh pemanasan yang lama jika berjumpa teman baru. Itu pun belum tentu mau berkenalan.


Lima hari berlalu, kekhawatiranku musnah. Ainun dapat beradaptasi dengan baik. Menurut guru kelasnya, Ainun juga termasuk anak yang ramah dengan teman-teman barunya. Syukurlah Alhamdulillah. Tidak sia-sia setiap hari aku kasih motivasi buatnya, agar berani kenalan dengan teman baru.





Katanya, sekolahnya asyik, gurunya juga seru, masih bisa bermain, sehingga Ainun suka bersekolah di SD ini.



Tiba-Tiba Belajar SPOK

Suatu sore yang berangin, pakaian sekolah belum sempat ditanggalkan, Ainun sudah menyodorkan kertas. Ia memintaku membuat kalimat acak, kemudian akan ia susun. Selain itu ia juga minta dibuatkan kalimat yang memuat SPOK (Subjek, Predikat, Objek, Keterangan). Lalu ia akan mendeteksi mana subjek, mana objek, dll.


Sebelumnya ia bertanya kepadaku, “Ibu tahu enggak SPOK?”

“Tahu dong, Subjek, Predikat, Objek, Keterangan,” timpalku


Matanya berbinar, senyumnya mengembang, ia tampak senang karena aku tahu. Selarik rasa heran juga ia sampaikan, kok ibunya ini bisa tahu. Memang ya, anak kecil itu kadang tidak terduga. Orang tuanya bisa tahu sesuatu yang sedang ia pelajari atau  minati, bisa membuatnya senang.





Sementara itu, ia tak tahu jika aku ini terheran-heran. Cepat sekali, kelas 1 SD kok sudah belajar SPOK. Belum juga satu bulan jadi murid kelas 1 SD. Benar juga apa yang dibilang orang-orang, pelajaran sekolah sekarang, beda dengan dulu, semakin susah.


Tentu beda, karena zaman juga semakin berkembang. Penyesuaian perlu dilakukan, tentunya.  Agar anak siap dan tangguh dalam menghadapi berbagai perubahan di masa depan.


Bagi Ainun, pelajaran yang berkaitan dengan literasi baca tulis sangat menyenangkan. Meskipun tema ini baru buatnya, ia cepat paham (menurut guru kelas). Bahkan pernah suatu malam ia baru tidur pukul 00.30, karena asyik mengotak-atik kalimat acak, SPOK, dan letak satuan puluhan.


Apakah Ainun unggul di semua pelajaran? tentu saja tidak. Begitu pula teman-teman sekelasnya. Masing-masing memiliki kemampuan dan minat yang berbeda. Jika Ainun kuat di baca tulis dan ramah dengan siapa pun, ada temannya yang unggul di strategi dan matematika. Ada pula yang jago bicara bahasa inggris, tetapi matematika dan membaca masih harus banyak berlatih.


Ada satu poin yang aku lihat dari Ainun dan teman-temannya, yaitu Minat Belajar. Bayangkan saja, jika tidak ada minat belajar, mereka akan mudah putus asa dan malas, untuk mempelajari mata pelajaran yang belum mereka kuasai.


Misal Ainun masih bingung dengan penjumlahan ratusan, namun ia malah meminta soal kepada gurunya untuk dibawa pulang. Begitu pula ketika di rumah, ia mengajak bermain penjumlahan ratusan.


Untuk menumbuhkan minat belajar anak, tentu bukan hal yang instan. Butuh proses yang panjang, bahkan sejak anak masih balita.



6 Kemampuan Fondasi

Banyak orang tua yang terjebak dalam pemikiran, bahwa hal paling penting yang perlu dipersiapkan, ketika anak masuk SD adalah baca, tulis, dan hitung. Apalagi pelajaran di kelas 1 SD tidak jauh-jauh dengan aktivitas baca tulis.


Memang betul calistung itu penting untuk sekolah, akan tetapi persiapannya tidak singkat, apalagi dengan sistem drilling. Butuh berbagai stimulasi sejak dini agar anak siap untuk membaca, menulis, dan berhitung. Perlu proses agar anak mampu membaca dengan baik. Membaca dengan tuntas sampai memahami makna, bukan hanya membunyikan huruf. Juga memahami konsep berhitung, tidak sebatas 2+2= 4.


Nah, persiapan yang dibutuhkan ketika anak akan masuk SD adalah anak memiliki enam kemampuan fondasi dasar.


  1. Mengenal nilai agama dan budi pekerti

Perlu menanamkan nilai-nilai agama dan budi pekerti luhur kepada anak sejak dini. Seperti pengenalan konsep Tuhan Yang Maha Esa, mengetahui kegiatan ibadah sesuai agama yang dianut, ajaran-ajaran agama yang dianut. Anak-anak juga perlu didorong untuk menjalin pertemanan yang baik, baik dengan sesama agama maupun berbeda agama.


  1. Kematangan emosi yang cukup

Kematangan emosi anak sangat penting untuk mendukung keberlangsungan kegiatan di sekolah. Stimulasi ini bisa dilakukan dengan membiasakan anak mengelola emosi. Diawali dengan mengenali emosi yang dirasakan, mengungkapkan emosi, serta menyelesaikan dengan cara positif


  1. Keterampilan sosial dan bahasa yang memadai

Ini perlu, agar anak dapat berinteraksi dan bekomunikasi secara sehat dengan teman sebaya dan individu lainnya. Stimulasi yang diberikan bisa dengan membiasakan mengucapkan kalimat tolong, terima kasih, maaf, permisi.


  1. Pemaknaan terhadap belajar yang positif

Kesan positif terhadap proses belajar perlu didapat anak, agar semangat belajar. Oleh karena itu perlu pemahaman anak bahwasannya belajar merupakan aktivitas yang menyenangkan. Jika anak senang, maka ia akan gembira setiap datang ke sekolah, gigih serta bersedia mencoba kembali jika menemukan kesulitan. Tidak hanya itu, anak juga akan menunjukkan keingintahuan melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan di kelas.


  1. Pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri

Fondasi ini perlu ditanamkan, agar anak dapat berpartisipasi di lingkungan sekolah secara mandiri. Seperti mengelola barang-barang yang akan dibawa ke sekolah, merapikan dan merawat barang-barang pribadi baik di sekolah maupun di rumah, serta merawat dan menjaga kebersihan diri.


  1. Kematangan kognitif untuk mengikuti pembelajaran

Berguna untuk kegiatan belajar, seperti dasar literasi,  numerasi, serta pemahaman tentang hal-hal mendasar yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak perlu memiliki kemampuan berpikir logis dan mencari ide untuk menyelesaikan masalah. Begitu juga kemampuan menyimak, menyampaikan gagasan dengan baik, memahami konsep waktu (lama, sebentar, nanti, besok, siang, malam, pagi, dll).





Kementerian pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi RI merumuskan keenam kemampuan fondasi  ini, agar transisi dari PAUD ke SD dapat menyenangkan, serta dapat melindungi hak anak.



Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan


Gerakan Transisi PAUD ke SD yang menyenangkan dicanangkan oleh Kemdikbudristek, untuk memastikan dari mana pun titik berangkat anak, mereka berhak mendapatkan hak yang sama.





Apa hak yang sama itu? Hak untuk belajar dengan tenang, gembira, dan tepat. Oleh karena itu penting sekali anak-anak memiliki kemampuan fondasi untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.


Untuk mendukung gerakan ini Kemdikbudristek meluncurkan Merdeka Belajar Episode Ke-24, yang dapat ditonton secara bebas oleh orang tua dan pihak yang berkaitan.


Perlukah Orang tua  Berperan?

Untuk menstimulasi dan menggiring anak agar memiliki fondasi ini, bukan hanya tugas guru TK, akan tetapi juga orang tua, kemudian disambut dan dilanjutkan oleh guru SD. Jadi, butuh sinergi dari berbagai pihak.


Lalu apa saja yang perlu orang tua lakukan?

  1. Mengenal ciri perkembangan anak

  2. Mendampingi anak dengan memberikan stimulasi yang sesuai dengan usia dan kemampuan

  3. Membangun sikap, pengetahuan, dan keterampilan tentang belajar positif

  4. Memahami bahwasannya agar anak dapat menguasai calistung, perlu membangun kemampuan prasyarat. Tidak hanya melalui pengenalan keaksaraan dan bilangan. Terdapat kemampuan lain yang perlu dibangun secara konsisten

  5. Memahami adanya 6 aspek kemampuan fondasi dasar, yang penting untuk dibangun sejak dini

  6. Tidak memberi label kepada anak berdasarkan capaian. Sebab, setiap anak memiliki laju perkembangan dan kesempatan belajar yang berbeda.

  7. Memastikan setiap anak mendapatkan haknya dalam memiliki kemampuan fondasi.

  8. Orang tua perlu menjadi pembelajar sepanjang hayat dan mencari informasi terkini terkait perkembangan pendidikan di Indonesia.


Seorang ibu juga bisa mengikuti perkumpulan-perkumpulan yang memberdayakan perempuan, seperti Sidina Community. Tidak hanya bisa menggali dan memaksimalkan potensi, tetapi di sini juga support untuk ibu bisa jadi pembelajar sepanjang hayat. Diskusi-diskusi mengenai sekolah, perkembangan pendidikan, kebijakan Kemdikbudristek, juga sering dilakukan. Sehingga ibu bisa lebih siap mendampingi anak belajar, serta bersama-sama anak menjadi pembelajar sepanjang hayat.






Jadi, sudah siapkah untuk mendampingi anak berjalan ke jenjang berikutnya? Jangan lupa, bukan kemampuan calistung yang menjadi poin utama ketika anak akan masuk SD, akan tetapi perlu memperhatikan 6 Kemampuan Fondasi. Sampai berjumpa di tulisanku selanjutnya.



#sosialisasifasilitatoribu penggerak

#SidinaCommunity




Sumber:

Booklet Penguatan transisi PAUD ke SD

https://ditpsd.kemdikbud.go.id/transisipaudsd/

https://paudpedia.kemdibud.go.id


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jangan Salah Pilih, Atasi Rewel dengan Mama’s Choice Baby Calming Tummy Oil, Minyak Telon untuk Bayi Kulit Sensitif

  Memilki bayi dengan kulit sensitif bisa membuat para bunda kebingungan. Apalagi ketika bayi rewel karena masalah pencernaan atau masalah pada badan lainnya. Kebanyakan ibu akan segera membalurkan minyak di badan si kecil. Buat bunda dengan bayi berkulit sensitif, tentu akan beda cerita. Alih-alih mencoba berbagai merk minyak telon, bukannya badan si kecil menjadi nyaman, malah membuat kulit memerah karena iritasi. Nah, oleh karena itu, kita kudu bijak dalam memilih minyak telon untuk bayi kulit sensitif. Aku pun pernah di posisi kurang bijak dalam memilih minyak telon. Lebih tepatnya asal pilih. Benar saja, kulit Nyala Ainun memerah dan bruntusan. Akhirnya, kuputuskan untuk tidak memakai minyak telon. Padahal, minyak telon berfungsi untuk menghangatkan tubuh bayi. Bisa juga membuat nyaman ketika mengalami kolik dan masalah pada anggota badan. Memijat badan bayi dengan baluran minyak telon juga dapat menenangkan dan memperbaiki kualitas tidur. Seperti bayi lainnya, ...

Teachers: Streaming Film di Aplikasi STRO, yang Terinspirasi Film Kindergarten Cop

  Senangnya, pada 8 Januari 2021 yang lalu aku bisa ikut ambil bagian di pemutaran perdana film Teachres   secara daring. Film ini hasil dari kolaborasi SAS Film, Skylar Pictures, dan STRO. STRO ini sebuah aplikasi streaming film dari STROWOLD dengan M. Ilhamka Nizam sebagai Vice Presindent. Rasanya lucu sebenarnya, nobar tapi di rumah masing-masing. Ya, sejak pandemi banyak aktivitas yang beralih serba online . Tapi lumayanlah event ini sudah mengobati rasa rindu menonton film di bioskop.   Pemutaran perdana ini sekaligus Screening & Press Conference yang dipandu oleh Rizky Mocil . Tidak hanya sebagai pemandu acara, Mocil juga menjadi salah satu pemeran dalam Teachers . Dihadiri juga oleh cast & crew serta 500-an penonton eksklusif dari fanbase para pemeran dan subscribers STRO . Film besutan Sarjono Sutrisno ini berdurasi 80 menit. Bergenre action comedy yang tidak hanya membuat penonton tersenyum, namun juga bisa membuat tertawa terpingkal-ping...

Simak! Begini Cara Alami Meningkatkan Imun Tubuh dengan Re.juve Immune Booster

  Selama pandemi, rupanya masyarakat Indonesia semakin aware dengan kesehatan. Berbagai aktivitas dilakukan untuk meningkatkan imun tubuh, baik untuk mencegah maupun memulihkan setelah terpapar Covid-19. Termasuk berjemur, mengelola stress, berolahraga di rumah, mengonsumsi suplemen, maupun mengonsumsi berbagai makanan bergizi. Seperti ungkapan Nuri Andarwulan, Direktur Southeast Asian Food and Agricultural Science ang Technology Center (SEAFAST) kepada redaksi TEMPO.CO, saat ini, masyarakat banyak yang mulai menerapkan new healthy eating habit . Mereka semakin peduli untuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Selain itu, mereka juga lebih memperhatikan keamanan makanan. Salah satu cara menjaga kesehatan dan meningkatkan imun tubuh di masa pandemi ini ialah pemenuhan vitamin. Kekurangan vitamin pada tubuh, dapat membuat badan lemas dan mudah terserang penyakit. Begitu juga jika mengonsumsi vitamin secara berlebihan, dapat mengganggu metabolisme tubuh. Nah, di bawah ini...