Langsung ke konten utama

Pergi Sejenak dari Rumah: Rekap Pelatihan Peningkatan Kapasitas Kepenulisan Kemdikbudristek 2024

 



Untungnya, bumi masih berputar
Untungnya, kutak pilih menyerah
Untungnya, ku bisa rasa
Hal-hal baik yang datangnya belakangan

(Untungnya Bumi Masih Berputar by Bernadya)

Lagu yang sedang tenar ya, di mana-mana. Sendu, dengan makna yang mendalam. Membuatku merenung, berpikir sejenak. Betul juga ya berkali-kali hal-hal baik datang belakangan, setelah melalui hal-hal yang kurang baik atau membuat tidak nyaman.

Untung banget bumi masih berputar, sehingga aku masih punya banyak kesempatan untuk mengembangkan diri, walaupun telah menjadi ibu. Seperti ikutan workhsop, talkshow, bahkan mengikuti berbagai komunitas yang bermanfaat.

Emang boleh seaktif itu? Boleh dong, asal mendapatkan izin serta rida dari suami, dan tetap mengomunikasikan segala aktivitas kepada anak. Juga tidak abai dengan pengasuhan anak serta kewajiban sebagai istri. Kalau soal kerjaan rumah sih, dikerjakan bareng-bareng, ya walauapun ada aja yang ke-skip ketika aku pergi hihihihi.


Ikut Pelatihan Kepenulisan Selama 3 Hari 

Karena suami mengizinkanku untuk tetap menjadi diri sendiri, tetap belajar, serta mengembangkan diri, ketika ada pengumuman Pelatihan Kepenulisan, aku langsung daftar. Tidak semua peserta yang terdaftar, bisa ikut. Panitia menetapkan adanya proses seleksi.

Alhamdulillah aku dinyatakan lolos. Senang sekali rasanya. Karena pelatihan ini mendukung apa yang selama ini aku geluti, yaitu menulis.

Pelatihan ini diselenggarakan oleh Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Bertempat di Hotel Santika Premiere Slipi, Jakarta, pada 3 s.d 5 Juli 2024.



Bertajuk Peningkatan Kapasitas Kepenulisan untuk Komunitas, pelatihan ini diikuti oleh perwakilan dari beberapa komunitas, seperti Sidina Community, Kami Pengajar, Pemuda Pelajar Merdeka, Guru Content Creator, Ibu Pembelajar Indonesia, Moma Kece Community, dan Mom Influencer Indonesia. Tidak hanya dari Jabodetabek, dari luar Jabodetabek pun banyak, seperti Jogjakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Sumatera Utara, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, dll.





 Kemampuan Menulis Vs Berpikir Kritis

Pelatihan keren ini dibuka oleh  Bapak Anang Ristanto, Plh. Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Kemendikbudristek. Walaupun sebenarnya ada tugas lain, beliau tetap menyempatkan diri untuk menghadiri pembukaan melalu zoom.

Tujuan pelatihan ini adalah meningkatkan kemampuan menulis. Kemampuan menulis yang baik, tidak hanya menyampaikan informasi, tapi juga mengembangkan pemikiran kritis.


 

Sejalan dengan Pak Anang, Bu Ainun Chomsun, Stafsus Mendibudristek Bid. komunikasi dan Media, juga menitipkan harapan setelah pelatihan ini usai. Sebab, pelatihan ini bertujuan untuk mencetak penulis tangguh, dari para penggerak merdeka belajar.

Kebijakan sebagus apa pun jika tidak didukung  masyarakat, tidak berarti apa pun.

Lebih lanjut lagi, Bu Ainun menyatakan bahwa, hubungan kerjasama dan kolaborasi merupakan hal yang penting. Kolaborasi dengan komunitas yang semakin beragam, akan semakin bagus. Karena ketika komunitas bersinergi, sosialisasi kebijakan akan semakin mudah dan luas.  


Membuat Tulisan Feature, Sulitkah?

Materi pertama di hari pertama, sudah langsung membuat kepala bersama isinya ngebul. Bagaimana tidak? Baru selesai pembukaan, cemal-cemil, lanjut dapat suguhan bahasan soal feature

Kenangan masa kuliah pun bertubi-tubi muncul. Aku pertama kali mengenal tulisan feature di semester pertama, setelah jadi mahasiswa baru. Dulu cukup pusing, karena awam dengan seluk beluk feature. Nah, ketika materi ini kembali muncul, walaupun sudah kenal walaupun belum mendalam, tetap saja membuat energi cepat terkuras.

Dibawakan oleh Ibu Budiana Indrastuti, yang saat ini menjabat Kepala UKK UI Publishing, materi ini seperti lampion di kala gelap bertandang. 






Bertajuk Teknik Menulis Karangan Khas (Feature), peserta diajak berpikir bagaimana agar pembaca tertarik dengan tulisan yang penulis buat. Nah, lho beneran ngebul kan pikiran xixixixi.

Ibu satu anak sekaligus editor di The Jakarta Post ini, di awal materi menekankan kepada peserta. 

Tahu dulu, tujuan menulis untuk apa. berbagi informasi, mendukung sesuatu/meyakinkan pembaca, mengekspresikan diri, atau memberi hiburan.
Beliau juga mengungkapkan bahwasannya dari menurut UNESCO, 1000 orang di Indonesia, hanya satu yang mau membaca, sehingga perlu sekali membuat tulisan yang menarik pembaca. 

Salah satu kunci agar pembaca mau membaca tulisan sampai selesai adalah HookBu Budiana membagikan 5 tips jitu membuat "Hook" kepada peserta, yaitu:

1. Tidak panjang
2. Relevan dengan pembaca
3. Menarik
4. Tidak dibuat-buat
5. Konsisten dengan tujuan tulisan


Tulisan yang Bercerita

Pagi di hari kedua, peserta kembali dengan materi yang penting dan tidak kalah menarik, dari materi sebelumnya.

Pemateri pertama di hari kedua dibawakan oleh Pak Dwi Santoso, dari Kumparan. Materi kali ini berjudul Teknik Bercerita (Storytelling).









Storytelling merupakan salah satu gaya menulis. Gaya ini bertujuan agar tulisan lebih menarik, tidak kaku, dan membuat pembaca berasa hadir pada tulisan.

Pak Dwi memaparkan bahwasannya, dalam membuat cerita jangan memikirkan mediumnya dulu. Akan tetapi, pilih cerita dulu, baru sesuaikan mediumnya. Apakah untuk radio, media sosial, atau lainnya. 

Dalam storytelling terdapat istilah "Dramaturgi", yaitu membangun alur emosi naik-turun pembaca, agar mereka terikat/ terus menyimak jalan cerita.

Ini berkenaan dengan kekuatan pesan/cerita yang terletak pada emosi, kemudian bermuara pada rasa.

Oleh karena itu, sasaran pesan diarahkan ke Heart, kemudian ke Head. Jadi, dahulukan rasa baru logika. Sebab, manusia lebih mudah menerima pesan yang mudah mengena daripada yang mudah dimengerti.

Pak Dwi juga membagikan tahapan dalam menulis cerita, yaitu

1. Narasi/ Premis/ Ide Cerita

Ini kisah tentang apa? Apa yang menjadi daya tarik cerita ini?

2. Naskah/Skrip/Skripsi

Cerita yang disajikan dalam bentuk tulisan secara lengkap dan utuh termasuk dramaturgi/ tensi dramatis.

3. Diksi/ Kata Penekanan/ Kata Penguat

Mengganti kata-kata penting yang akan menguatkan rasa pada cerita keseluruhan.


Bercerita -- Membangun Cerita -- Menangkap cerita
Daya ingat singkat - pilih premis cerita yang tidak rumit - ceritakan dengan menjaga dramaturgi - jaga momen & mood - klimaks? plot twist? punch line?




Memaksimalkan Mesin Pencarian


Sore hari di hari kedua, dilanjutkan dengan materi Pelatihan dan Praktik SEO. Materi ketiga sekaligus materi pamungkas ini dibawakan oleh Radius Aryanto, CEO PT. Ruang Henti Digital.



Walaupun menjadi materi terakhir, namun bukan berarti menjadi materi pendingin. Sama seperti sebelumnya, materi ini cukup membuat otak bekerja keras hihihihi.

Ada yang menarik pada materi ini. Setiap peserta mendapatkan gratis biaya domain selama 3 bulan. 

Sebelum menulis di web yang sudah diberikan gratis, peserta dipandu dari 0 sampai website bisa digunakan. Ini menantang buatku, rasanya tiba-tiba menjadi IT selama satu jam hihihihi.

Menurut Radius, sumber search engine berasal dari segala sumber. Radius juga memberikan banyak tips, serta menunjukkan aplikasi dan website, yang dapat membantu mencari ide tulisan yang dicari banyak orang.

Seperti:

https://trends.google.com/

https://alsoasked.com/

Website di atas untuk riset ide tulisan. Mesin-mesin ini mengumpulkan pertanyaan yang dicari pada google oleh orang-orang. Kita juga bisa melihat kapan traffic sebuah tema akan naik, kapan akan turun.

Ternyata membuat website tidak boleh asal lho. Agar penggunaan dan manfaatnya lebih maksimal tentunya. Ada empat hal yang perlu diperhatikan.

1. Tentukan jenis website yang ingin dibuat (corporate, ecommerce, personal blog, media, dll).

2. Tentukan fitur-fitur yang ingin dimiliki sesuai dengan jenis website yang ingin dibuat.

3. Pilih hosting (kapasitas) yang sesuai kebutuhan. Tentukan nama domain (bisa mewakili brand, atau mewakili informasi yang ingin disajikan).

4. Isi konten sesuai dengan kebutuhan atau tujuan dibuatnya website, dan terapkan strategi digital marketing di dalamnya.

Di sela-sela materi yang panjang dan padat, Radius juga menekankan perihal pembuatan konten untuk SEO. Setidaknya ada 8 hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Kesesuaian dengan target pembaca

2. Judul mengandung topik atau query dan keyword yang ditargetkan

3. URL mengandung query dan  keyword yang ingin ditargetkan

4. Deskripsi (sinopsis) yang mencakup isi tulisan

5. Isi paragraf yang disesuaikan dengan tujuan pembuatan artikel

6. Terdapat sub topik, yang menjadi bagian dari tajuk utama

7. Terdapat gambar pendukung

8. Terdapat rujukan


Praktik yang Berkelanjutan


Pelatihan ini tidak sebatas pemberian materi, namun juga diselingi praktik peserta. Jika biasaya praktik peserta dilakukan setelah seluruh materi usai disampaikan, di pelatihan ini, praktik dilaksanakan pada setiap materi. Jadi, materi selesai dilanjut praktik.



Selain itu, di hari ketiga juga dibahas rencana tindak lanjut untuk setiap komunitas. Harapannya ke depan, tulisan-tulisan tentang praktik baik Merdeka Belajar di rumah dan di sekolah, semakin banyak dan masif.

Para peserta ke depan dapat menjadi penggawa dalam menyebarkan kebaikan dan informasi soal perkembangan pendidikan di Indonesia.

Apakah setelah pelatihan usai, semuanya akan usai? Tidak. Panitia dan pemateri masih tetap memberikan pertemuan-pertemuan lanjutan via ruang meeting daring. Bahkan Radius memberikan waktu luang agar peserta dapat konsultasi baik personal maupun kelompok. Tidak sampai di situ, ketika ada kelas khusus baik cuma-cuma maupun berbayar, beliau juga memberikan informasi ini kepada para peserta.

Sungguh menyenangkan bukan, jadi peserta?


Tiga Hari Belajar dengan Gembira

Tiga hari yang penuh asupan ilmu. Bahagia rasanya masih memiliki kesempatan untuk belajar hingga menambah skill walaupun sudah menjadi ibu. Ibu rumah tangga pula profesi utama. Profesi yang dipandang sebelah mata oleh banyak orang.

Selama pelatihan ini bisa disebut juga sebagai me time yang bermanfaat. Bisa belajar, tidur dengan tenang, mandi tanpa terburu-buru, makan tanpa mikir persiapannya. Tapi tetap ya, memikirkan mereka yang ada di rumah xixixixixi.



Setelah ini, semoga aku dan peserta lainnya semakin konsisten menulis.  Insya Allah ilmu yang aku peroleh di Peningkatan Kapasitas Kepenulisan yang diselenggarakan Kemdikbudristek akan aku praktikkan. Serta sudah kurangkum di atas untuk Anda baca. Semoga bermanfaat. Sampai berjumpa di tulisan-tulisanku selanjutnya.


Satu bahasa jutaan makna cerita
Satu kata per kata di awal langkah pertama
Ini saatnya kita tentykan langkah baru
bergerak maju berwarna dan berdebu

(Tetap Semangat by Bondan Prakoso dan Fade2Black)














Komentar

Postingan populer dari blog ini

Implora Day to Day Series, Tampil Manis dengan Make Up Minimalis

  Bisa make up dengan tenang tanpa direcokin anak pasti jadi dambaan perempuan dewasa. Ya, sebagaimana fitrahnya perempuan, yaitu bersolek. Merias diri agar tampak apik dipandang mata, menjadi hal naluriah. Sementara itu, sebagian ibu dengan anak balita, merias diri bisa menjadi aktivitas yang sangat menantang. Apalagi yang belum kenal dengan Implora Day to Day Series. Untungnya Implora series ini baru ada di akhir 2023, yang mana anakku sudah mulai memasuki masa kanak-kanak. Coba masih bayi, aku harus menyembunyikan dengan berbagai cara. Biar tim ungu series yang manis ini tak lekas rusak, sebelum habis dipakai. Paham kan ibu ibu di pelosok tanah air? 😁 Pas banget, ketika Implora day to day Series ini launching , aktivitasku semakin padat. Sejak Desember, aku mulai sering diminta menjadi narasumber, pemateri, atau pengisi acara. Di samping itu, kerap kali ada acara orang tua di sekolah. Aku butuh banget make up yang bisa dipakai sat set, plus dapat dibawa kemana-mana dengan mudah. Ak

Mau Kuku Tampil Cantik? Implora Nail Polish Bikin Makin Percaya Diri

  Ngomongin soal nail polish atau cat kuku, atau kutek, tidak seperti ngomongin lipstik. Perempuan yang memilih tidak memakai nail polish, lebih banyak daripada yang memilih tidak memakai lipstik. Tetapi, memakai nail polish sebenarnya hal yang lumrah. Ya, karena bagian dari fitrah perempuan, yang demen banget bersolek. Bahkan menggunakan nail polish, bisa bikin makin percaya diri. Apalagi kalau pakai Implora Nail Polish. Kapan aku mengenal nail polish, tentu sejak kecil 😁. Namun ketika berada di bangku kuliah, aku selalu memakai nail polish berwana hitam. Gemes sama warna ini. Ini berlangsung sampai aku bekerja. Tentu pakainya ketika si tamu bulanan datang 😁. Sejak hamil dan melahirkan, aku berhenti memakai nail polish. Hingga anak perempuanku, keranjingan memakai nail polish sejak usia 3 tahun. Kemudian di usianya yang ke-6, aku mulai berpikir, untuk mencoba memakai nail polish lagi. Karena, ia akan senang, dan merasa semakin dekat, jika aku masuk ke dunianya. Daaan kutemukan si Im

Punya Bibir Gelap? Coba Ombre Pakai Implora Urban Lip Cream Matte

    Memilih Lipstik berdasarkan berdasarkan warna kulit dan warna bibir itu, bagiku cukup rumit. Apalagi dulu aku asal pakai saja. Bahkan sering lebih memilih meminta pendapat teman. Namun, s aat ini aku sudah bisa memilih warna lipstik sendiri. Lipstik yang cocok untuk bibirku yang agak gelap dan kulitku yang sawo matang. PR berikutnya ialah membuat gradasi di bibir seperti orang-orang. Aku tidak bisa. Berulang-ulang membuat ombre, gagal. Bahkan warna tak sesuai. Malah membuat makin gelap dan kurang fresh . Hingga akhirnya aku berhasil membuat ombre, walaupun masih belum mahir. Kemudian aku mencoba menggunakan Implora Urban Lip cream Matte. Ulasannya bertebaran di mana-mana, siapa tahu cocok di bibirku. Implora Urban Lip Cream Matte Implora Urban Lip Cream Matte dibuat dengan formula lembut, dengan kandungan vitamin E. Vitamin E ini memiliki fungsi sebagai antioksidan. Oleh karena itu, Lip Cream ini dapat membantu menjaga kelembapan bibir dengan alami. Ada banyak pilihan